====>>>>TERIMA KASIH SUDAH MENGUNJUNGI BLOG SAYA SEMOGA BISA MEMBANTU<<<<<=====

Kamis, 11 Januari 2018

KABUPATEN MOROWALI TURUT BERPESTA POLITIK

MUH. IKHWAN. K

Tahun 2018 adalah Tahun yang ditunggu-tunggu oleh semua kalangan Politisi dan simpatisannya tak terkecuali para buzzer-buzzer yang sudah selalu sedia untuk menerima job dan memainkan isu.
Tak hanya mereka, ada juga yang menyambut pesta demokrasi ini sebagai panen raya. Penyedia jasa catering, percetakan spanduk, baliho dan sablon kaos turut bergembira termasuk artis-artis papan atas yang berprofesi sebagai penyanyi.

Wajah yang murah senyum mulai menjamur mendekati momen ini, pakaian terbaik mulai disiapkan, peci dan baju-baju sederhana mulai dirapihkan untuk dipakai kembali dengan penuh harapan dianggap sebagai Tokoh yang merakyat.

Pihak Penyelenggara Pemilihan Umum, KPU RI telah mengetok palu tanggal pencoblosan Pemilihan Kepala Daerah (PILKADA) serentak tanggal 27 Juni Tahun 2018 di seluruh Indonesia.  171 daerah siap melaksanakan pesta demokrasi ini dimana ada 17 Provinsi, 39 Kota dan 115 Kabupaten termasuk Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah.

Sebagai Kabupaten yang sudah berusia 18 Tahun sejak pemekaran Tahun 1999, Kabupaten Morowali adalah salah satu dari Sembilan Kabupaten yang ada di Provinsi Sulawesi Tengah. Keputusuan Pemerintah Pusat dalam UU RI Nomor 51 Tahun 1999  telah membentuk dan memekarkan Kabupaten tersebut dengan dipimpin oleh Bupati defenitif pertama Andi Muhammad Abubakar diwakili  D. Tamalagi.

Sabtu 25 November 2017 KPUD Kabupaten Morowali resmi membuka pendaftaran bakal calon Independen atau yang kita kenal dengan perseorangan dalam pilkada nanti. Tercatat ada dua Bakal Calon yang akan maju sebagai Paslon independen yaitu Haris Nunu-Ismail Suaib (HARISMA) yang lebih dulu menyerahkan berkasnya ke kantor KPUD Kab. Morowali tanggal 27 November 2017, menyusul paslon Silahudin Karim-Sunardin Firdaus. Silahudin Karim yang diketahui menjabat sebagai Wakil Ketua I DPRD Morowali sekaligus Ketua DPD II Partai Golkar Kab. Morowali harus menempuh jalur independen, sebuah pertanyaan besar bagi pengamat politik kenapa beliau mengambil jalur itu ? ada dan tidaknya rekomendasi dari Partai pengusung yaitu Golkar adalah urusan rumah tangga mereka.

Sementara dari Pasanga Calon yang di usung oleh partai tak mau kalah, pegelaran deklarasi dimana-mana dengan menghadirkan ratusan massa yang belum tentu ikut atau mencoblos. Tak ketinggalan menampilkan dan menghadirkan artis sebagai penghibur massa.  Pasangan Syarifudin Hafid-Chaerudin N Zen (SAH) yang diusung oleh PD, PAN dan PKB resmi mendaftarkan diri di KPU diantar langsung oleh Kakak tercinta, Bupati Morowali dua periode, Anwar Hafid.

Partai Nasdem, Hanura, Golkar dan PKS tak mau ketinggalan, Senin tanggal 8 Januari 2018 mengantarkan calonnya untuk mendaftarkan diri sebagai pasangan calon yang akan berebut kursi Bupati dan Wakil Bupati Periode 2018-2023. TAHAJUD begitu kira-kira panggilan akrab paslon Taslim-Najamudin dengan menghadirkan ribuan massa pendukung.

Ada pemandangan yang menarik yang tentunya sangat unik dari Paslon yang menamakan diri sebagai ADAM. Selama ini kita dihebohkan berita-berita perpolitikan nasional dengan hadirnya Perpu Ormas yang sudah final ditolak dengan tegas oleh Partai Gerindra akan tetapi di dukung penuh oleh PDIP Perjuangan. Pasangan ini mampu menyatukan partai besutan Prabowo dan Megawati yang selama ini berseteru tentu ini bukan skandal. Dengan dukungan 3 Partai termasuk Partai yang berlambangkan Bulan dan Bintang, Paslon  Ambo Dalle-Aminudin Awaludin siap berkancah di Pilkada Morowali.
Kita ketahui bersama bahwa Partai-partai punya pertimbangan dalam memilih pasangan calon yang akan diusungnya termasuk elektabilitas calon, apalagi Pilkada Tahun ini adalah kompetisi penting yang akan menerawang laga grand final Pilpres tahun 2019.

Seperti di daerah lainnya, setiap mendekati pesta demokrasi, baliho, spanduk dan stiker dari Tokoh atau calon yang akan maju bertarung di kancah Pilkada menghiasi setiap ruas jalan atau ruang publik, begitupun dengan wajah Kabupaten mega tambang yang tiap sudut jalan dihiasi oleh Baliho dan gambar-gambar yang tak lupa dengan taglinenya untuk menarik simpati Masyarakat. Sejauh mata memandang, sejauh itu juga kita melihat wajah yang memimpikan kekuasaan dan meminta belas kasihan suara dari massa. Adalah hal yang sangat lumrah dengan fenomena seperti itu, dengan banyaknya Tokoh, simpatisan yang turun langsung berbaur dengan masyarakat, memberikan bantuan-bantuan social ke Masyarakat, pesantren dan anak yatim dengan wajah penuh senyum tak seperti biasanya. Yah, namanya juga usaha.

Memberikan janji disetiap hajat lima tahunan adalah hal yang sudah biasa dalam konteks politik di Negara kita, ini adalah fakta yang tidak terbantahkan. Coba kita simak, banyaknya janji-janji Kepala Daerah yang tidak ditunaikan dan sampai hari ini masyarakat tidak mempertanyakan dan tidak merasa terbebani dengan janji itu. Mungkin saja Masyarakat paham dengan Komunikasi para politisi yang tidak mengandung apa-apa selain dusta.

Tapi diluar itu, kita dituntut untuk optimis terhadap calon yang hadir untuk Pilkada tahun ini khususnya Kabupaten Morowali. Moga-moga, pesta demokrasi kali ini betul-betul melahirkan pemimpin sejati. Sebab makna demokrasi yang sesungguhnya adalah demokrasi yang melahirkan pemimpin yang berkeadilan, pemimpin yang bisa mendengar dan menangkap suara hati rakyatnya, pemimpin yang sudah siap menghadirkan apa yang diinginkan rakyatnya sebelum rakyatnya berbicara dan meminta.


Mari sukseskan Pilkada tahun ini demi Kabupaten Morowali yang sejahtera dan maju. Seperti pesan Bapak Presiden Joko Widodo di account Twitternya “ Apapun perbedaan pandangan yang kita hadapi, kita semua tetaplah bersaudara ”. ingat, ini adalah pesta bukan peperangan. 

Selasa, 09 Januari 2018

HMI ; ANTARA ADA DAN TIADA

MUH. IKHWAN. K

Saya teringat  salah satu organisasi Ke-Mahasiswa-an yang pernah saya masuki dan sempat aktif sebagai Kadernya. Ya, Himpunan Mahasiswa Islam atau HMI. Hampir semua Mahasiswa yang ada di Nusantara ini mengenal dan tahu Organisasi ini bahkan jika boleh saya berspekulasi, setengah dari Mahasiswa di Indonesia yang beragama Islam adalah Kader HMI.

HMI sebagai Organisasi elit, tertua dan terbesar telah terbukti memenangi beberapa pertarungan keras dalam sejarah Republik ini.  Lahir pada Tahun 1947 dua tahun setelah Indonesia Merdeka dari Ide seorang Mahasiswa Sekolah Tinggi Islam Yogyakarta bernama Prof. Drs. H. Lafran Pane dengan harapan sebagai aktualisasi dari pandangannya tentang Islam dan Indonesia. Alhamdulillah beliau akhirnya mendapatkan gelar sebagai Pahlawan Nasional oleh Presiden RI Joko Widodo pada 9 November 2017.

Tahun 1965 adalah Tahun yang genting bagi Indonesia, HMI lagi-lagi berhasil memenangi laga pertarungan. Praktis selama Orde Baru berkuasa, HMI menjadi satu-satunya organisasi mahasiswa yang Berjaya walaupun menghasilkan dua Ordo HMI yang kita kenal dengan DIPO dan MPO. Tak perlu saya menjelaskan apa dan kenapa sampai HMI membelah diri, sebab kita tidak tahu kepentingan apa yang di bawa oleh dua kelompok yang bertarung di Kongres pada tahun 80an saat itu, yang perlu kita catat bersama bahwa dua kelompok itu melahirkan dua pemimpin baru yakni Eggy dan Azhar.

Selama orde baru berkuasa, HMI hanya menyisahkan rivalnya yakni PMIII. Gusdur pernah berpendapat tentang dua organisasi besar ini, beliau menjelaskan dengan singkat dan apik, saya mengutip apa yang beliau sampaikan “Kalau HMI selalu menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan, sementara PMII tak pernah tahu tujuannya apalagi caranya.”

Kader yang progresif, tahan pukul, militan dan siap mati demi mewujudkan kehidupan social yang  lebih baik identik dengan Kader HMI pada saat itu. Bahkan ada satu teori bijak yang entah dari siapa bahwa Manusia yang Paripurna adalah kader HMI, akal dan pikirannya diberi makan ilmu dan pengetahuan, badannya diberi gizi dan olah raga dan jiwanya diberi makan ibadah. Maka sebutan Khairunnas anfa'uhum linnas adalah milik Kader HMI.

Waktu terus berjalan, ide, semangat dan komitmen berubah seiring berjalannya waktu. Usia 70 Tahun bukanlah usia yang muda lagi, jika boleh menganalogikan, ibarat Wanita, HMI sudah tak menarik lagi untuk dipandang, gaun yang mulai luntur, warna yang mulai pudar dan kulit yang sudah mengkerut apalagi semangat hidup. Mungkin analogi ini menjadi acuan bagi seluruh Kadernya. Mari kita sama mencermati dengan jujur, apakah masih ada kita mendengar teriakan semangat perubahan dari HMI? Idealisme, Kajian rutin, diskusi dan bakti social yang dulunya menjadi budaya HMI kini mulai hilang.

Saya mengajak pembaca untuk berbaik hati dalam mengambil kesimpulan bahwa Manusia tetaplah manusia. Khilaf, lalai dan Putus asa selalu ada dalam diri. Saya mengambil kesimpulan bahwa mungkin kader HMI mulai berada di ambang keputusasaan.

Putus asa dengan penuh kesadaran bahwa banyak anak muda bahkan mahasiswa lebih memilih pacaran dan mesra-mesraan, lalu kenapa mereka Kader HMI harus membuang-buang waktunya untuk menggelar diskusi setiap malamnya ?
Putus asa dengan penuh kesadaran bahwa masih banyaknya anak muda yang berstatus mahasiswa diluar sana yang hidupnya baik-baik saja dengan sibuk berpesta serta mengisi waktunya bermain game di ponsel/Komputer sepanjang malam tanpa harus memikirkan problem bangsa ini, lalu mengapa Kader HMI rela tak tidur demi mendengarkan kajian dan  arahan dari seniornya?

Sekeras dan setajam apapun pemikiranya, sekeras dan sekuat apapun kritikan mereka toh Negara ini sudah dirusak oleh pejabatnya. Mau mengadu kemana mereka ? mau mengkritik lewat apa ? Demonstrasi ? bukankah media sudah menjadi darling penguasa ?

Tapi apakah putus asa adalah ajaran Islam ? bukankah HMI adalah Organisasi yang berasaskan Islam ? jika iya, maka semua tingkah laku, tindak tanduk kadernya harus berlandaskan Islam. Surat Yusuf ayat 87 mengatakan “Wahai anak-anakku ! Pergilah kamu, carilah (berita) tentang Yusuf dan saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya yang berputus asa dari rahmat Allah, hanyalah orang-orang kafir”

Hari ini, kita hidup dalam dunia dipenuhi orang-orang yang tidak tahu mana yang penting. Mahasiswa hari ini buta mana yang harusnya diperjuangkan mati-matian, dan mana yang harusnya dicampakkan. Kesetiaan hidupnya bertambat pada yang salah, sehingga gagal menentukan ketulusan.

Semangat perubahan berada pada pundak pemuda dan itu sudah menjadi kesepakatan berjamaah  yang haram hukumnya jika ada yang berniat membantahnya. Tapi Pemuda yang seperti apa ? ya, tak lain dan tak bukan Pemuda yang mempunyai kwalitas intelektual atau dengan sebutan Mahasiswa. Sekarang kita di dihadapkan dengan mahasiswa yang gagal mengorganisir diri menjadi gerakan penekan kebijakan, sehingga muncul penguasa yang dengan mudahnya menciptakan hoaks pembangunan dan maraknya pejabat menyalahgunakan kekuasaan.

Dulu, HMI dikenal dengan semangat Pemudanya mampu membakar semangat perubahan Masyarakat. Dulu HMI, dengan Ke-Intelektualitas-nya mampu mengeluarkan Ide dan perubahan baru di Masyarakat dan menawarkan kepada Pemerintah. Dulu HMI, dengan ke-Sholehan-nya mampu menenangkan semangat perubahan.

Kini, HMI kompak bersama organisasi mahasiswa lain diam membisu. Gairah menuntut perubahan mengendor, Sama-sama melempem, takut lapar dan tidak lagi menjadi pelopor yang menuntut perubahan. Jika sudah seperti ini, bagaimana umat dan Bangsa dapat maju?

HMI mulai hilang di peredaran, Masyarakat dan Umat tak lagi mengenal apa itu HMI, HMI menjadi Organisasi yang sibuk sendiri, Mahasiswa tak lagi tertarik untuk bergabung dengan HMI dan pelan tapi apakah pasti, HMI akan MATI. Kakanda Cak Nur sudah memperingatkan HMI jauh-jauh hari bahwa HMI lebih baik Bubar atau akan menjadi Organisasi yang dilaknat oleh Allah SWT. Atau saya merujuk artikel dari Mojok bahwa jika HMI sebagai organisasi itu hanya alat, Kalau sudah macet dan karatan, tinggalkan saja. Pakailah alat baru. Kalau boleh dipakai. Kalau tidak ya masih ada televisi yang bisa ditonton sebagai obat pelipur lara hati.

Sebelum semuanya terlambat, HMI harus diberi Vaksin. Mulai dari Komisariat sampai pada tingkat PBHMI harus kembali menata diri. Putus semua rantai intervensi senior yang hanya punya  kepentingan pribadi, yang hanya menggunakan HMI sebagai batu loncatan, menjadikan HMI bak Pelacur, menikmatinya, memanfaatkannya lalu mencampakannya setelah nafsunya terpenuhi. Sterilkan tiap pengkaderan dari unsur politik praktis dan asmara. Setidaknya ini untuk sekedar memperlambat kematian HMI.

Tentu kita semua tidak mau dan tak ingin HMI kembali melahirkan Kader yang lebih suka pesta ketimbang zikir, jadi pasukan nasi bungkus ketimbang laskar shaum, produsen pemasok pejabat penghuni lapas dari pada pencetak penghuni surga.

Hidupkan kembali budaya HMI. Kajian, diskusi dan Bakti social kembali diadakan. Kembalilah HMI ke Khitah-mu. Jadilah HMI seperti apa yang di sarankan oleh Mantan Ketua PBHMI  Arief Rosyid Hasan sebagai Penjaga Budaya dan pelopor semangat perubahan. Semoga tujuan
muliamu untuk mewujudkan Masyarakat adil dan makmur yang di ridhoi Allah SWT tercapai.

Yakinkan dengan Niat, usahakan dengan Ilmu, sampaikan dengan Amal. YAKUSA


Minggu, 02 November 2014

SKRIPSI

PEMANFAATAN SARANA LABORATORIUM  UNTUK MENINGKATKAN NILAI PRAKTIKUM IPA SISWA KELAS VIII B SMP NEGERI 5
KECAMATAN POSO KOTA UTARA KABUPATEN POSO
           
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat guna memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan pada
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sintuwu Maroso Poso



 OLEH :
MUH. IKHWAN.K
NPM :91011402111 081


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SINTUWU MAROSO
POSO

2014

Kamis, 20 Februari 2014

Kembalikan Pers ke Habitatnya

Oleh : Muh. Ikhwan

 Kalau ada hari bersejarah bagi  insan pers di Indonesia, maka salah satunya adalah 09 Februari. Sebab berdasarkan Keputusan Presiden No. 5 Tahun 1985, Presiden RI telah menetapkannya sebagai Hari Pers Nasional (HPN) yang bertepatan dengan ulang tahun Persatuan Wartawan Indonesia (PWI).
Setelah mengalami pengebirian pada zaman Orde Baru, maka di zaman Reformasi seperti sekarang ini, pers nasional sudah memasuki era pers bebas. Hal ini ditandai dengan semakin terbukanya kesempatan bagi para insan pers untuk mempraktikkan ilmu jurnalistik dan beropini dengan lepas, bebas, dan leluasa. Konsep kemerdekaan pers itu sendiri sesungguhnya ialah hak beroleh informasi dan menyampaikan opini publik.

Selasa, 04 Februari 2014

67 Tahun Masa Adaptasi HMI



Mudah dipahami bahwa HMI (Himpunan Mahasiswa Islam) lumayan familiar di kalangan aktivis dan para pelajar di berbagai kampus di tanah air lantaran dicatat dan menjadi salah satu obyek diskursus menarik dalam buku-buku sejarah perjalanan negeri ini. Dan variabel utama sekaligus pemain utama dalam proses pencatatan tersebut, tentu saja para alumninya yang bergiat dalam dunia kepenulisan. Kalau tanpa para alumni yang menuliskan dengan perasaan keterikatan dengan HMI, bisa jadi HMI terhempas dari sejarah (diskursus sejarah) sehingga gaung dan imej himpunan tidak mencuat seperti sekarang.

Minggu, 01 Desember 2013

LOGO STIKES POSO


Assalam Alaikum. Wr. Wb... 
Salam Pendidikan.

haiii  apa kabar ?? pastinya baik-baik saja smuanya,

Kali ini saya akan memposting logo salah satu perguruan tinggi kesehatan yang ada di Kota Poso yang memang sangat dan bahkan tidak ada di media Internet. karena memang Perguruan tinggi yang bernamakan STIKES HUSADA MANDIRI POSO ini merupakan Yayasan yang baru. 

Sebenarnya bukanlah hal yang penting sihh untuk memposting ini,, hanya saja banyak keluhan Mahasiswanya yang katanya setiap buat tugas mau buat Cover tugas (Makalah dan sebagainya) di search di manapun tidak ditemukan. saya juga tidak tahu apakah civitas akademik di Perguruan Tinggi tersebut ataupun Pengelola Yayasannya belum ada website.
okee... saya langsung share saja logonya, buat rekan-rekan Mahasiswa Stikes silahkan di Share disini yahh.. jangan mengeluh lagiii...
ingat selalu kewajiban setiap bertamu. jgn lupa Isi tuh buku tamu dengan meninggalkan Komentarnya..


FB: Ikhwan Insan CIta 

Rabu, 25 September 2013

Phylum Pada Hewan Invertebrata


1.      ANNELIDA
    A.    Pengertian
Annelida (dalam bahasa latin, annulus = cincin) atau cacing gelang adalah kelompok cacing dengan tubuh bersegmen. Berbeda dengan Platyhelminthes dan Nemathelminthes, Annelida merupakan hewan tripoblastik yang sudah memiliki rongga tubuh sejati (hewan selomata). Namun Annelida merupakan hewan yang struktur tubuhnya paling sederhana.

TARNSLATE