MUH. IKHWAN. K
Tahun 2018 adalah Tahun yang
ditunggu-tunggu oleh semua kalangan Politisi dan simpatisannya tak terkecuali
para buzzer-buzzer yang sudah selalu sedia untuk menerima job dan memainkan
isu.
Tak hanya mereka, ada juga yang
menyambut pesta demokrasi ini sebagai panen raya. Penyedia jasa catering,
percetakan spanduk, baliho dan sablon kaos turut bergembira termasuk
artis-artis papan atas yang berprofesi sebagai penyanyi.
Wajah yang murah senyum mulai menjamur
mendekati momen ini, pakaian terbaik mulai disiapkan, peci dan baju-baju
sederhana mulai dirapihkan untuk dipakai kembali dengan penuh harapan dianggap
sebagai Tokoh yang merakyat.
Pihak Penyelenggara Pemilihan
Umum, KPU RI telah mengetok palu tanggal pencoblosan Pemilihan Kepala Daerah
(PILKADA) serentak tanggal 27 Juni Tahun 2018 di seluruh Indonesia. 171 daerah siap melaksanakan pesta demokrasi
ini dimana ada 17 Provinsi, 39 Kota dan 115 Kabupaten termasuk Kabupaten
Morowali Provinsi Sulawesi Tengah.
Sebagai Kabupaten yang sudah
berusia 18 Tahun sejak pemekaran Tahun 1999, Kabupaten Morowali adalah salah
satu dari Sembilan Kabupaten yang ada di Provinsi Sulawesi Tengah. Keputusuan
Pemerintah Pusat dalam UU RI Nomor 51 Tahun 1999 telah membentuk dan memekarkan Kabupaten
tersebut dengan dipimpin oleh Bupati defenitif pertama Andi Muhammad Abubakar
diwakili D. Tamalagi.
Sabtu 25 November 2017 KPUD
Kabupaten Morowali resmi membuka pendaftaran bakal calon Independen atau yang
kita kenal dengan perseorangan dalam pilkada nanti. Tercatat ada dua Bakal
Calon yang akan maju sebagai Paslon independen yaitu Haris Nunu-Ismail Suaib
(HARISMA) yang lebih dulu menyerahkan berkasnya ke kantor KPUD Kab. Morowali
tanggal 27 November 2017, menyusul paslon Silahudin Karim-Sunardin Firdaus. Silahudin
Karim yang diketahui menjabat sebagai Wakil Ketua I DPRD Morowali sekaligus
Ketua DPD II Partai Golkar Kab. Morowali harus menempuh jalur independen,
sebuah pertanyaan besar bagi pengamat politik kenapa beliau mengambil jalur itu
? ada dan tidaknya rekomendasi dari Partai pengusung yaitu Golkar adalah urusan
rumah tangga mereka.
Sementara dari Pasanga Calon yang
di usung oleh partai tak mau kalah, pegelaran deklarasi dimana-mana dengan
menghadirkan ratusan massa yang belum tentu ikut atau mencoblos. Tak
ketinggalan menampilkan dan menghadirkan artis sebagai penghibur massa. Pasangan Syarifudin Hafid-Chaerudin N Zen
(SAH) yang diusung oleh PD, PAN dan PKB resmi mendaftarkan diri di KPU diantar
langsung oleh Kakak tercinta, Bupati Morowali dua periode, Anwar Hafid.
Partai Nasdem, Hanura, Golkar dan
PKS tak mau ketinggalan, Senin tanggal 8 Januari 2018 mengantarkan calonnya
untuk mendaftarkan diri sebagai pasangan calon yang akan berebut kursi Bupati
dan Wakil Bupati Periode 2018-2023. TAHAJUD begitu kira-kira panggilan akrab
paslon Taslim-Najamudin dengan menghadirkan ribuan massa pendukung.
Ada pemandangan yang menarik yang
tentunya sangat unik dari Paslon yang menamakan diri sebagai ADAM. Selama ini
kita dihebohkan berita-berita perpolitikan nasional dengan hadirnya Perpu Ormas
yang sudah final ditolak dengan tegas oleh Partai Gerindra akan tetapi di
dukung penuh oleh PDIP Perjuangan. Pasangan ini mampu menyatukan partai besutan
Prabowo dan Megawati yang selama ini berseteru tentu ini bukan skandal. Dengan
dukungan 3 Partai termasuk Partai yang berlambangkan Bulan dan Bintang,
Paslon Ambo Dalle-Aminudin Awaludin siap
berkancah di Pilkada Morowali.
Kita ketahui bersama bahwa
Partai-partai punya pertimbangan dalam memilih pasangan calon yang akan
diusungnya termasuk elektabilitas calon, apalagi Pilkada Tahun ini adalah
kompetisi penting yang akan menerawang laga grand final Pilpres tahun 2019.
Seperti di daerah lainnya, setiap
mendekati pesta demokrasi, baliho, spanduk dan stiker dari Tokoh atau calon
yang akan maju bertarung di kancah Pilkada menghiasi setiap ruas jalan atau
ruang publik, begitupun dengan wajah Kabupaten mega tambang yang tiap sudut
jalan dihiasi oleh Baliho dan gambar-gambar yang tak lupa dengan taglinenya
untuk menarik simpati Masyarakat. Sejauh mata memandang, sejauh itu juga kita
melihat wajah yang memimpikan kekuasaan dan meminta belas kasihan suara dari
massa. Adalah hal yang sangat lumrah dengan fenomena seperti itu, dengan
banyaknya Tokoh, simpatisan yang turun langsung berbaur dengan masyarakat,
memberikan bantuan-bantuan social ke Masyarakat, pesantren dan anak yatim dengan
wajah penuh senyum tak seperti biasanya. Yah, namanya juga usaha.
Memberikan janji disetiap hajat
lima tahunan adalah hal yang sudah biasa dalam konteks politik di Negara kita,
ini adalah fakta yang tidak terbantahkan. Coba kita simak, banyaknya
janji-janji Kepala Daerah yang tidak ditunaikan dan sampai hari ini masyarakat
tidak mempertanyakan dan tidak merasa terbebani dengan janji itu. Mungkin saja
Masyarakat paham dengan Komunikasi para politisi yang tidak mengandung apa-apa
selain dusta.
Tapi diluar itu, kita dituntut
untuk optimis terhadap calon yang hadir untuk Pilkada tahun ini khususnya
Kabupaten Morowali. Moga-moga, pesta demokrasi kali ini betul-betul melahirkan
pemimpin sejati. Sebab makna demokrasi yang sesungguhnya adalah demokrasi yang
melahirkan pemimpin yang berkeadilan, pemimpin yang bisa mendengar dan
menangkap suara hati rakyatnya, pemimpin yang sudah siap menghadirkan apa yang
diinginkan rakyatnya sebelum rakyatnya berbicara dan meminta.
Mari sukseskan Pilkada tahun ini
demi Kabupaten Morowali yang sejahtera dan maju. Seperti pesan Bapak Presiden
Joko Widodo di account Twitternya “ Apapun perbedaan pandangan yang kita
hadapi, kita semua tetaplah bersaudara ”. ingat, ini adalah pesta bukan
peperangan.